Jika Tiba Giliranku



Jika Tiba Giliranku

Sudah beberapa hari ini kabar kematian bertubi-tubi menyerangku. Mulai dari kematian Ukhti Novi dan Ukhti Esti saat kecelakaan bus di Batu Raden, sampai kematian Akhi Aldin, senior FKH Unud, sekaligus ketua KAMMI Komisariat Badung (Bali), yang meninggal karena kecelakaan pula. Topik halaqah pun membahas tentang kematian. Ustad Yusuf Mansur di acara Wisata Hati ANTV pun membahas tentang "Kalau ingat mati". Hmm...

Aku tak tahu mengapa aku sangat terganggu oleh kalimat-kalimat yang hampir setiap detik menerorku, “Sebentar lagi giliranmu, Reqgi First Trasia binti Samsul Hadianto… Sebentar lagi giliranmu… Persiapkanlah… Persiapkanlah…”

Memanglah, tak baik menulis hal-hal seperti ini. Tabu. Orang Jawa bilang “gak ilok”. Orang Sunda bilang “pamalik”. Tapi dengan menulis ini, bebanku sedikit berkurang.

Jika maut sudah menyapaku, tak bisa aku coba untuk tak menjawab sapaannya. Jika bisa, mungkin aku akan berkata, “Tunggu sebentar, ya Allah… Aku belum sedikitpun membuat kedua orang tuaku bangga akan keberadaanku. Aku belum sedikitpun menjadikan diriku kakak yang patut untuk diteladani oleh Zenia dan Kaisar. Tunggu sebentar ya Allah, hafalan Quranku baru jus 30 saja, beri aku waktu lebih panjang untuk menghafal semuanya. Ibadah sunnah belum semua ku amalkan. Tunggu sebentar ya Allah, aku belum bisa membawa nama Islam dengan baik. Tunggu ya Allah, tundalah malaikat Izrail meregang nyawaku. Beri aku tenggat waktu untuk persiapkan semuanya.”

Perasaan resah ini enggan sirna. Aku coba menghalaunya dengan menulis posting ini. 

Aku ingin meminta maaf kepada semua orang yang merasa pernah terganggu akan kehadiranku. Aku runtun kehidupanku dari kecil.

Untuk Ibu :
Maafkan aku, Bu. Aku muncul saat ibu masih semester 3 di FISIP Unair 21 tahun yang lalu. Perjuangan membawaku dalam kandungan selama 9 bulan tentu tak mudah. Menggendongku ke kelas untuk kuliah. Mengajariku mengenal huruf, angka, menghafal doa-doa harian. Maafkan aku, Bu. Dulu waktu kelas 3 SD aku pernah berbohong soal sikat gigi, membuat ibu menarikku ke kamar mandi dan menyiramku dengan seluruh air di bak mandi. Maafkan aku, Bu. Ibu begitu marah padaku saat itu.
Maafkan aku, Bu. Aku dulu ngotot nggak mau pindah ke Tangerang. Setelah aku tahu, ternyata hijrah ke Tangerang justru mengubah hidupku, hidup kita, 180 derajat.
Maafkan aku, Bu. Aku dulu ngotot masuk FK, padahal Ibu bersikeras menyuruhku untuk realistis. Aku tahu, Ibu pasti tak tega melihatku setiap hari belajar seperti orang kesetanan. Ibu pasti tak tega melihat aku kesakitan karena leherku bengkak berminggu-minggu karena kebanyakan belajar untuk bisa masuk FK.
Terimakasih, Bu. Ibu selalu bangun malam untuk menemaniku tahajud, membuatkan segelas susu dan sepiring pisang goreng sebagai bekal belajar malam. Ibu tak pernah lupa meneleponku saat aku di Bali. Tahukah Ibu? Setiap aku bicara dengan Ibu, seperti ada lonjakan semangat yang aku tak pahami. Sekali lagi, terimakasih… Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk Ayah :
Maafkan aku, Ayah. Dulu waktu kecil, aku susah banget disuruh minum susu, sampai2 Ayah menyiram segelas susu hangat ke wajahku.
Maafkan aku, Ayah. Dulu waktu kecil, aku susah banget disuruh tidur siang, sampai2 Ayah gak mau nolongin aku pas aku kecebur di selokan depan rumah tetangga.
Maafkan aku, Ayah. Dulu waktu kecil, otakku bebal, susah diajari main catur, sampai2 Ayah melempar buah catur ke kepalaku.
Maafkan aku Ayah. Ayah rela berpanas-panas untuk mengantarku tes masuk perguruan tinggi.
Maafkan aku Ayah. Aku sudah banyak menguras tenagamu untuk menafkahi keluarga. Ayah rela merintis segalanya dari nol, meski harus mengawalinya dengan tidur di stasiun, di terminal, ngamen di bus, dsb.
Terimakasih Ayah. Ayah sudah rela mengeluarkan banyak uang untuk aku masuk FK, untuk hidupku selama ini. Terimakasih. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk Zenia dan Kaisar
Maafkan Mbakmu ini. Aku sering ngomel2 gak jelas di rumah, sampai2 Kaisar menjulukiku nenek lampir.
Maafkan Mbakmu ini yang belum bisa menjadi tauladan yang baik. Maaf aku belum bisa menjadi bagian dari kesuksesan kalian. Maaf aku belum bisa menginspirasi sendi-sendi kehidupan kalian.
Terimakasih sudah menjadi adik2 yang keren, sholeh, dan cerdas, sehingga aku bisa banggakan kalian di depan teman-temanku.
Terimakasih sudah mau mendengarkan segala keluh kesahku.
Terimakasih. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk Kong, Om, Mama Ida dan seluruh sanak saudara. Terimakasih. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk teman-teman TK Ria III dan guru2 disana.
Terimakasih karena sudah bisa memahami karakter si Reqgi kecil. Memahami ketika aku ngotot mewarnai daun dengan warna kuning, bukan hijau seperti yang disuruh. Memahami ketika aku beralasan bahwa daunnya kering. Memahami ketika aku ngotot mewarnai langit dengan warna hitam, bukan biru seperti yang disuruh. Memahami ketika aku beralasan bahwa langitnya malam, matahari pun sudah tenggelam. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk teman-teman SDN Sedati Gede I.
Terimakasih 6 tahunnya. Terimakasih atas label yang kalian berikan padaku. Label bintang kelas yang selalu juara 1 setiap pembagian rapor. Terimakasih. Tapi tahukah kalian rahasiaku bisa selalu mecapai jajaran rangking teratas? Baiklah, kini ku bongkar semua. Selama di rumah, aku tak memiliki apa yang kalian miliki. Kalian punya kamar pribadi, mainan2 bagus, Barbie, game-watch, play-stasion, boneka-boneka mahal, dsb. Aku tak punya itu semua. Orang tuaku tak punya cukup uang untuk membelikan semua itu. Aku cuma punya buku, jadi mau tak mau hari-hariku hanyalah bersama buku. Itulah mengapa aku bisa menguasai pelajaran-pelajaran di sekolah. Maaf, Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk teman-teman SMP N 1 Waru, teman-teman Pramuka… Walau kalian hanya satu tahun mengenalku dan aku mengenal kalian, tapi kehadiran kalian cukup berkesan. Terimakasih. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk teman-teman SMP N 2 Tangerang (kelas 2i, 3i, dan pengurus-pengurus OSIS tahun 2005). Terimakasih kalian mau menerima murid baru yang medhok Jawanya masih kental banget. Terimakasih kalian mengamanahkan jabatan Ketua Umum OSIS pada anak baru yang nggak tau apa-apa ini. Terimakasih untuk jajaran pengurus OSIS yang begitu sabar mendampingiku, yang begitu sabar ku pimpin. Terimakasih. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk teman-teman SMA N 1 Tangerang (X-5, 12 IPA 3, 12 IPA 5)
Untuk teman-teman Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMAN1Tra, terimakasih atas pengalaman2 ilmiah yang kalian bagi. Tentang Gunung Pangrango, tentang pelatihan dasar, pelantikan, dll.
Untuk  teman-teman Rohis_One, yang sudah sangat bijak menginspirasi.
Untuk teman-teman Pramuka Candika, terimakasih atas solidaritasnya. Walau cuma sedikit, tapi seru. Memberi kesempatan pada saya untuk ikut Raimuna Nasional ke 9 di Cibubur.
Untuk teman-teman Saka Wira Kartika, terimakasih untuk 10 hari kebersamaan di Gunung Bunder.

Untuk Andika Amri. Terimakasih sudah pernah menjadi bagian paling special semasa SMA. Makasih banyak, mri… Sudah sering aku repotkan, sering aku tanya2 tentang computer, website, dan segala hal yang berbau teknologi. Terimakasih sudah mau jauh-jauh dari Depok ke Tangerang, ke rumahku, untuk silaturahim sama aku dan keluarga. Terimakasih untuk kado ultah yang jilbab warna coklat. Sampai sekarang masih sering aku pakai lho jilbabnya. Terimakasih sudah jadi guide, ngajak aku keliling-keliling UI. Maaf kalau pernah ngambek-ngambek gak jelas. Maaf kalau banyak salah.

Untuk Muhammad Abdul Rozaq. Terimakasih sudah mau jemput aku dini hari di Jember. Makasih juga buat Dija yang jemput. Terimakasih sudah sering ngajak aku ngobrol di fesbuk. Terimakasih sudah mau jauh-jauh naik sepeda motor dari Jember ke Denpasar untuk silaturahim sama aku. Terimakasih sudah mau datang ke Bali sehari lebih awal sebelum Munas Jamnas TBM. Terimakasih sudah jadi tukang bersih-bersih dan tukang angkut-angkut dadakan di kosku. Terimakasih sudah jadi pendengar yang baik. Terimakasih sudah mau sabar menghadapi orang macam Reqgi. Maaf kalau pernah ngambek-ngambek gak jelas. Maaf kalau banyak salah.

Untuk teman-teman Universitas Jember yang jadi panitia Muskerwil FULDFK DEW 5, Dija, Mba Ina, Aulia, Bunga, Arini, dll. Makasih banyak, padahal waktu itu aku gak bayar acaranya ya, hehe…  Maaf atas kesalahan2 selama kalian mengenal aku.
Untuk teman-temannya Rozaq, si Rizky, Yuda Mujananta, Asoka, makasih sudah baik banget.

Untuk teman-teman yang aku temui di Jogja selama Munas 7 FULDFK, terimakasih banyak. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk teman-teman Kelompok Ilmiah Hippocrates (KIH) FK Unud. Maaf kalau selama jadi Kepala Divisi Essay dan Debat, aku kurang maksimal. Terimakasih sudah mau bantu merintis Club Essay dan Club Debat yang belum pernah ada di kepengurusan sebelumnya. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk teman-teman LPM Pcyco FK Unud. Maaf kalau selama jadi Pemimpin Redaksi, aku galak. Terimakasih sudah rajin mengejar narasumber dan mengumpul berita sesuai deadline. Jujur, organisasi ini yang membuat aku merasa tidak dipandang sebelah mata. Terimakasih. Maafkan aku atas kesalahan-kesalahan yang tak tersebutkan.

Untuk saudara-saudaraku di Islamic Medical Activists (IMA). Makasih sdh mempercayakan amanah pada saya sebagai Kadiv Kaderisasi, Kadept PSDM, dan Majelis Pertimbangan. Satu kata buat kalian : KEREN ! Saat bersama kalian, aku merasa nyaman. Sungguh. Makasih untuk ukhuwahnya.

Makasih buat Kak Heri, Bahar, Adys, Nila, Shinta, Henri, dll, yang mau bantu cari sponsor untuk aku berangkat ke Turki.
Makasih buat Mas Faisol Siddiq dan Bang Ardiansyah, partner selama di Istanbul – Turki.

Makasih buat adik2 yg menjadikan aku sebagai murabbi mereka. Mega, Adys, Nila, Shinta, Della, Uci, Hamida, Lia, Tasa, Lusi, Firly, Diandra, Dija, Areta. Makasih atas kepercayaan yg kalian beri.

Makasih buat Dini, Mba Yuni, Mba Mike, yang selalu ngajak shalat berjamaah.

Makasih buat Mba Amel, Mba Wid, murabbiku. Makasih buat teman2 halaqah.

Makasih buat teman-teman belajar bareng. Reza, Jungwi, Suari, Prayoga, Adel. Tolong rahasiakan insiden celana bolong ya, hehe. Makasih.

Makasih buat teman-teman English-Class Ambidextrous 2009, khususnya SGD B5 tahun pertama, SGD B2 tahun ke dua, SGD B8 (SGD Kompor) tahun ke tiga, SGD B7 tahun ke empat.

Makasih buat pengurus FULDFK P dan K DEP tahun 2012. Makasih.

Terimakasih dan Maaf buat teman-teman atau saudara-saudara yang lupa belum tersebut disini. Maafkan semua kesalahanku, doakan aku supaya mudah jalan menuju jannah-Nya.

Ohya, tak lupa. Mengingat banyak anak Palestina yang meninggal dengan diberi kafan bendera Palestina, aku juga ingin jenazahku nanti dibalut bendera Indonesia. Aku tahu, balutan bendera itu hanya untuk para pahlawan dan pembesar negeri ini. Untuk itulah aku ingin menjadi pahlawan bagi bangsaku. InshaAllah. 

Reqgi First Trasia
Denpasar, 12 November 2012

Komentar

Postingan Populer