Sore itu...


Sore itu, lantunan lagu yang sedang hits saat ini “Aku Tanpamu Butiran Debu” terdengar di rumahku. Lagu yang bersumber dari radio itu secara lirih ku dendangkan. Ayah yang melihatku lantas bertanya, “Lagu kok cengeng. Kayak nggak ada yang lain aja.”
Aku hanya tertawa, begitupun dengan Ibu yang hanya nyengir sambil memasak untuk buka puasa.
“Gimana kabar R?”tanya Ayah tiba-tiba.
“Aku nggak tahu.”jawabku malas-malasan.
“Nggak tahu atau nggak peduli?”lanjut Ayah.
“Buat apa aku peduli sama cowok orang?” Aku pun sewot.
“Sebenarnya Ibu lebih sreg kamu sama R.”sahut Ibu.
Ucapan Ibu mebuatku seolah tersambat kilat ratusan watt. Aku sungguh terkejut.
“Memangnya kenapa, Bu?”
“Nggak apa-apa, insting Ibu bilang kalo R itu laki-laki yang baik.”jawab Ibu.
“Iya sih, aku aja yang memang sering ribut  n minta putus.”ujarku menertawai diri sendiri.
Sejenak ruangan dapur terasa sepi, hanya terdengar suara masakan mendidih pertanda mulai matang.
“Sudahlah, Bu. Sekarang kan dia sudah jadi milik orang lain, tinggal aku yang harus move on.”
“Sudah ada pengganti?”
“Pengganti sih belum, Bu. Aku gak secepat itu lah melupakan R, haha…” Aku tertawa lebar, “Tapi kalau sekadar ngefans, aku sedang ngefans sama seseorang.”
“Siapa? Si IF?” (IF : inisial untuk sang idola, hehe)
“Iya, Bu. Sekali lagi, cuma sekadar ngefans, soalnya gak mungkin laki-laki seperti IF mau sama perempuan kayak aku. Standarnya pasti tinggi.”
“Ah, belum tentu.”
“Sudah tentu, Bu. Orang seperti aku gak layak untuk mendampingi dia.”
“Sehebat itu kah dia?”
“Yang jelas aku mengaguminya, Bu.”
“Orang jawa?”
“Iya, bu…”
“Ya sudah, semoga kamu dapat yang terbaik.”
“Amin… InshaAllah…”


Komentar

Postingan Populer