Beruntungnya Mereka

Malam ini kembali saya tidak bisa tidur merundungi nasib yg kok begini amat sih (?)
.
Buat yg sejak awal sudah men-cap saya "tidak bersyukur", tdk perlu melanjutkan baca postingan ini.
.
Sudah sejak lama saya ingin keluar dari rumah ibu saya ini. Ibu yg tdk pernah puas dgn apapun yg sudah saya berikan.
Ibu yg tdk pernah puas mengata2i saya "anak durhaka" meskipun seluruh saldo di 3 rekening tabungan saya sudah ludes dikurasnya.
.
Sudah sejak lama pula saya ingin meninggalkan Ayah saya yg begitu toksik mengata2i saya "pembunuh" jika saya salah kata. "Kamu mau bunuh Ayah ya?" selalu itu yg dia katakan.
.
Lelah rasanya dianggap sebagai anak yg paling goblok di keluarga.
Goblok karena tdk bisa jd dokter spesialis seperti yg mereka mau.
Goblok karena menikah dgn laki2 miskin yatim yg harus menanggung hidup keluarganya.
Goblok karena tdk bisa menanggung hidup Ayah, Ibu, Zenia dan Kaisar dengan sangat layak.
.
Pernah suatu ketika saya bercerita ttg betapa stressful-nya kuliah S2 di UI, Ibu menjawab "Ya elah cuma gtu doang, adikmu aja tiap ujian lisan pake bahasa arab langsung di depan 3 ustadz"
.
Pernah pula suatu ketika saya bercerita ttg umur saya yg berjalan begitu cepat nyaris tdk bisa memenuhi eligibilitas utk masuk PPDS, Ibu dan Ayah menjawab "Pake alasan umur lagi, coba sih, emang kmu bisa jd dokter spesialis, orang goblok begitu. Makanya nikah tuh sm orang kaya biar bisa dibiayain sekolah spesialis. Sapa suruh juga punya anak banyak? Hamil mulu tiap 2 tahun."
.
Lebih dari seperempat uang kami, habis utk Ibu. Tak puas juga, ibu tak pernah puas melihat saya punya uang barang 100rb-200rb di rekening, semuanya diambil.
"Heh, anak taek. Ibu gak bakal minta sm kamu kalo ibu punya uang!"
Faktanya, ibu selalu menghabiskan uang saya sampai saya tdk tau harus mengisi saldo KRL dgn apa, sampai saya tdk tau harus makan siang dgn uang apa, bahkan saya tdk tau harus beli bensin dgn uang apa.
.
Tega.
Sejak saya kecil, kedua orang tua saya memang selalu tega.
Saya tdk akan pernah bisa benar2 memaafkan mereka.
Akan saya tuntut sikap kasar mereka di akhirat hingga detik ini pada saya.
Itulah kenapa saya berharap cepat mati, supaya saya lekas menuntut mereka di hari perhitungan.
.
Beginilah nasib seorang anak yg "terpaksa dilahirkan". Iya, ibu saya selalu bilang "Untung dulu kmu ibu biarkan hidup, padahal tadinya mau Ibu gugurkan!"
.
Tangerang, 29 Oktober 2019
Sambil menemani Aqila, Zayd dan Hagia yg tiba2 bangun tengah malam

Komentar

Postingan Populer